Bila ingat masa-masa saat melahirkan, menjadi pelajaran yang sangat berharga buat saya, dan buat suami saya juga tentunya. Bagaimana tidak, saya dan suami saya bahkan tidak tau ketika air ketuban saya sudah pecah, lucunya lagi saat itu saya malah berkata demikian pada suami saya “pah, kok saya (maaf) buang air kecil sendiri nih, tuh kan, airnya keluar keluar terus.. “ Suami saya yang juga tidak tau apa-apapun hanya ikut bingung dan bengong mau ngapain. Anda tau, kejadian itu berlangsung jam 03.30 subuh.
Mungkin bisa saja, hal-hal yang tidak kami inginkan bisa terjadi saat itu, Yang saya “warning” pas mau melahirkan itu ialah, kalau sudah ada bercak darah, berarti sudah muai ada tanda-tanda mau melahirkan, dan ternyata saya tidak mengalami hal tersebut, dan ketuban sudah pecah duluan.. tapi karna suami saya langsung cepat-cepat membawa saya ke Rumah Sakit Umum Daerah, maka sayapun bisa melahirkan dengan normal.
Jam pertama, Damar bertemu dunia baru..
Pertama kali dapat menciumnya secara nyata.. |
Banyak kejadian dan hal-hal yang kami alami pada saat itu, yang tak bisa saya uraikan satu per satu.
Ada pelajaran berharga yang kudapat saat itu, betapa “sembrono”nya saya dan suami saya saat itu. Memang, tempat tinggal kami saat itu, sangat jauh dari yang namanya toko buku, internet, atau semacamnya. Walaupun saya akui, suami saya berusaha ke warnet untuk mencari informasi ini dan itu. Tapi itu suami saya lho, bukan saya.
Mungkin anda masih bersyukur, bisa melahirkan dengan didampingi oleh orang terdekat, saudara-saudara dan terutama orangtua. Sayangnya, ketika saya melahirkan saya dan suami sayalah yang berusaha untuk mengasuh anak kami. Kami jauh dari orangtua. Selalu teringat jelas, ketika suami saya mulai mengikat tali-tali gurita saya dengan telaten.
Setelah anak kami Damar lahir, dan berumur 5 bulan, kamipun pindah rumah dan tinggal di rumah yang juga tempat usaha dimana kami bekerja untuk memberikan segala hal yang terbaik buat anak kami. Bisa dibilang saya sangat-sangat berbahagia, bagaimana tidak ?? saya yang lama tinggal di kampung dan gagap tekhnologi tiba-tiba diperhadapkan dengan internet setiap hari. Baru merasa, ternyata jendela dunia yang saya tau saat itu sangatlah sempit. Sangat berterima kasih kepada suamiku, yang dengan sabar membimbing saya dan mulai mengenalkan saya akan jejaring sosial, mulai dari Facebook, Twitter dan pada akhirnya bisa menulis di blog. Itu sangat-sangat tidak mudah bukan?
Setelah anak kami Damar lahir, dan berumur 5 bulan, kamipun pindah rumah dan tinggal di rumah yang juga tempat usaha dimana kami bekerja untuk memberikan segala hal yang terbaik buat anak kami. Bisa dibilang saya sangat-sangat berbahagia, bagaimana tidak ?? saya yang lama tinggal di kampung dan gagap tekhnologi tiba-tiba diperhadapkan dengan internet setiap hari. Baru merasa, ternyata jendela dunia yang saya tau saat itu sangatlah sempit. Sangat berterima kasih kepada suamiku, yang dengan sabar membimbing saya dan mulai mengenalkan saya akan jejaring sosial, mulai dari Facebook, Twitter dan pada akhirnya bisa menulis di blog. Itu sangat-sangat tidak mudah bukan?
Anak saya sudah mulai tumbuh dan berkembang, dan saya tidak boleh “tidak mau tau”, saya harus banyak tau dan berusaha untuk selalu memberikan yang terbaik untuknya. Itu sudah prinsip saya. Sayapun tidak akan menyesal telah berhenti kerja untuk bisa “full” mendampingi kesehariannya dan memilih kerja sampingan di rumah yang juga bisa membantu ekonomi keluarga.
Ketika saya mulai “googling” di internet, saya sangat sering sekali pesan buku-buku lewat on-line, maklumlah kami tinggal di Biak-Papua, dan disini belum ada yang namanya Gramedia atau toko buku yang mungkin bisa memenuhi kebutuhan “pengetahuan” saya akan tumbuh kembang anak.
Berawal dari “facebook”, sebelumnya terima kasih ya Facebook (Senyum), teman saya yang sama-sama masih ibu-ibu muda, yang baru merasakan mempunyai seorang “malaikat kecil”, diapun mulai berbagi info tentang situs-situs yang sangat membantu kita dalam tumbuh kembang anak. Ada banyak website-website yang dia anjurkan, tapi entah kenapa dari semuanya itu saya lebih tertarik dengan Ayahbunda.
Sayapun mulai membekali diri saya dengan banyak ilmu dan tips-tips yang diberikan oleh saya bunda.
Boleh saya share sedikit yah... Anak kami Damar adalah anak ASI, saya dan suami sangat “keras” terhadap itu, bahkan sampai sekarang Damar sudah menginjak usia 1 tahun 11 bulan, Damar masih minum ASI dan tidak minum susu formula sama sekali.
Nah, disaat Damar sudah lewat masa ASI Eksklusif, dan Damar sudah harus makan MP-ASI, disitulah saya mulai kebingungan.
Nah, disaat Damar sudah lewat masa ASI Eksklusif, dan Damar sudah harus makan MP-ASI, disitulah saya mulai kebingungan.
Damar anak ASI :) |