Awalnya, saya pengen cepat-cepat tidur, setelah seharian capek dengan aktivitas yang padat. Tapi, apa yang membuatku jadi begitu semangat untuk membuka blog yang sudah hampir satu bulan tak terjamah ini, karena begitu sibuknya rutinitas, sebagai seorang guru, sebagai seorang anak kuliahan, sebagai seorang istri, dan terlebih-lebih sebagai ibu rumah tangga.. Tidak terbayang bukan, bagaimana sibuknya aktivitas ku..Istirahat, hanya hitungan empat jam, bahkan tidak nyampe..
Kembali ke awal..ketika saya lagi asyik-asyiknya nyetrika pakaian, kebetulan Damar agak cepat tidur malam ini..saya dikagetkan dengan teriakan oma (panggilan saya, sama tetangga saya).. yang begitu histeris, di ikuti dengan bentakan dari opa(Suaminya).. yang membuatku tidak konsentrasi lagi..
Entah apa yang jadi masalah, atau pokok permasalahan nya, saya tidak tahu.. yang saya dengar hanyalah tangisan, suara pukulan, dan beberapa kali suara seperti menghempaskan badan nya ke tembok.. spontan saya ingin menangis.. dan minta tolong kepada suami saya supaya melerai pertengkaran tersebut..tapi suami saya bilang, itu urusan rumah tangga,dan kita tidak boleh ikut campur, yang ada ntar kita ikut kena juga..
Saya hanya bisa duduk, sambil melanjutkan pekerjaanku, dengan hati dan pikiran yang tidak tenang tentunya..
"Emangnya saya binatang, kamu pukul terus tiap hari", " pulangkan saya, daripada tiap hari kamu selalu buat saya sakit hati, saya sudah tidak tahan lagi" dan pak..puk..pak.. terdengar suara lemparan barang-barang...
aaaaakkkkkkkh.. seketika emosiku memuncak, karna saya tidak terima seorang istri diperlakukan begitu.. Apa yang ada di pikiran mereka? Bukankah dengan perempuan itu juga mereka bercinta setiap malam? kenapa harus di pukul? Kenapa tidak ada perasaan? Semua pertanyaan itu berkecamuk dalam pikiran ku.. Sesekali, saya juga ikut emosi dan tanpa sadar berkata" keterlaluan banget sih tuh orang, emangnya mereka pikir binatang? , sedangkan maaf kata, anjing saja, mereka bisa elus-elus, masakan seorang wanita yang sudah memberikan dia seorang anak, menyediakan masakan tiap hari, mencuci dan menyetrika pakaian kerjanya tiap hari, tega berbuat seperti itu?" entah suamiku dengar atau tidak,aku tidak tau, karena saya langsung spontan berkata seperti itu..
Jujur yah.. dalam keluargaku, baik orangtuaku, maupun keluargaku sekarang.. tidak pernah ada yang namanya "main tangan".. sekalipun, saya tidak pernah melihat tangan ayah saya melayang ke pipi ibu saya, atau mungkin sebaliknya, dan begitu juga dalam keluargaku sekarang, dengan suamiku...walaupun emosi sudah memuncak, aku paling memilih menangis, dan suamiku memilih menyendiri atau mungkin pergi menjernihkan pikiran.. Itupun, mungkin sudah hal-hal yang tidak bisa di toleransi..
Entah apa yang jadi masalah, atau pokok permasalahan nya, saya tidak tahu.. yang saya dengar hanyalah tangisan, suara pukulan, dan beberapa kali suara seperti menghempaskan badan nya ke tembok.. spontan saya ingin menangis.. dan minta tolong kepada suami saya supaya melerai pertengkaran tersebut..tapi suami saya bilang, itu urusan rumah tangga,dan kita tidak boleh ikut campur, yang ada ntar kita ikut kena juga..
Saya hanya bisa duduk, sambil melanjutkan pekerjaanku, dengan hati dan pikiran yang tidak tenang tentunya..
"Emangnya saya binatang, kamu pukul terus tiap hari", " pulangkan saya, daripada tiap hari kamu selalu buat saya sakit hati, saya sudah tidak tahan lagi" dan pak..puk..pak.. terdengar suara lemparan barang-barang...
aaaaakkkkkkkh.. seketika emosiku memuncak, karna saya tidak terima seorang istri diperlakukan begitu.. Apa yang ada di pikiran mereka? Bukankah dengan perempuan itu juga mereka bercinta setiap malam? kenapa harus di pukul? Kenapa tidak ada perasaan? Semua pertanyaan itu berkecamuk dalam pikiran ku.. Sesekali, saya juga ikut emosi dan tanpa sadar berkata" keterlaluan banget sih tuh orang, emangnya mereka pikir binatang? , sedangkan maaf kata, anjing saja, mereka bisa elus-elus, masakan seorang wanita yang sudah memberikan dia seorang anak, menyediakan masakan tiap hari, mencuci dan menyetrika pakaian kerjanya tiap hari, tega berbuat seperti itu?" entah suamiku dengar atau tidak,aku tidak tau, karena saya langsung spontan berkata seperti itu..
Jujur yah.. dalam keluargaku, baik orangtuaku, maupun keluargaku sekarang.. tidak pernah ada yang namanya "main tangan".. sekalipun, saya tidak pernah melihat tangan ayah saya melayang ke pipi ibu saya, atau mungkin sebaliknya, dan begitu juga dalam keluargaku sekarang, dengan suamiku...walaupun emosi sudah memuncak, aku paling memilih menangis, dan suamiku memilih menyendiri atau mungkin pergi menjernihkan pikiran.. Itupun, mungkin sudah hal-hal yang tidak bisa di toleransi..