Jumat, 17 Agustus 2012

"Kebetulan"

Saya makin percaya, bahwa sebenarnya kebetulan itu adalah cara-Nya untuk menjawab permohonan kita.. Walaupun itu masih di relung hati, yang belum sempat kita panjatkan pada-Nya. Saya yakin, "kebetulan" itu jugalah yang akhirnya mempertemukan dua insan yang berbeda, dan akhirnya bersatu dalam ikatan kasih-Nya.

 Dan hari ini, saya dapat mensyukuri hal itu, lewat "kebetulan" yang memang mungkin sudah direncanakan-Nya buat saya. Hampir tak percaya, bila mengingat semua kejadian hari ini, bila saya ikuti satu persatu, iya.. kita bak seorang aktris yg harus menjalankan ini dan itu, yang notabene sudah disiapkan skenarionya. Tapi hari ini, benar-benar skenario-Nya..

Jadi begini, sekarang saya sudah mulai sibuk dengan bisnis sampingan saya, dengan bermodal BB, dan membuat grup "Damarjati Shop". Dan omong kosong rasanya, kalau kita tidak pernah kecewa akan barang pesanan kita dari Suplier. Pernah satu kali, sempat jatuh, tapi berusaha bangkit lagi. Dan "kebetulan" suami saya punya teman waktu kuliah yang ternyata suplier juga, baik itu baju, tas, dll. 

Awalnya, masih trauma dengan kegagalan yang pertama, saya kurang percaya dengan teman suami saya itu, dan bahkan kami sempat berdiam untuk sejenak, tapi akhirnya mencoba untuk bersama lagi. Dan pada akhirnya saya akui, she's more than I Know. Kamipun berteman baik, bahkan sering BBM untuk sekedar curhat dan berbagi ide..



Saya merangkak mulai dari 3 anggota, tapi saya tidak pesimis, saya harus tetap optimis dan berharap semua akan berjalan.. Nah, "Kebetulan" dari 3 anggota grup saya, ada satu yang merasa puas dengan pesanannya dan menawarkan dari mulut ke mulut.. Dan entah dari mana bermunculanlah wajah-wajah baru d grup, yang sama sekali tak ku kenal..




Hanya rasa "kepercayaan" dan "kualitas"yang kutanamkan, dan kutawarkan, tak lebih dan tak muluk-muluk..  Dan hari ini, kepercayaan itu seperti "diuji", sangat berat.. Hampir menyerah.. Semua bermula, ketika pesanan baju2 buat lebaran, mulai dari gamis, mukenah dll dan orderan dari pelanggan2 saya.. Paket tersebut sudah dikirim temen saya yang sebenernya adalah temen suami saya :) dari Tangerang hari Sabtu yang lalu

Dan harusnya, itu sudah harus sampai disini, sekitar hari Selasa, paling lama hari Rabu.. Dan sayapun menjanjikan hari yang sama kepada klien saya, seperti sebelum2nya.. Selasa, Rabu, Kamis,  saya datangi kantor pengiriman paket yang terkenal "on-time" itu, disamping saya sudah diserang dengan pertanyan yang bertubi-tubi dari cust. saya.

HAri ini, adalah perjuangan terakhir, kalau bagi Indonesia today is independence day.. HAri ini, adalah hari yang penuh pergolakan, saya datang dengan segudang harapan, dan yang saya dapat hanyalah sebaris kalimat"Maaf bu, paketnya belum ada". Putus asa,pasti! Tapi bukan saya, kalau tidak mau berusaha.. Saya duduk terdiam di kursi yang memang sudah disediakan di kantor itu, saya menunggu ibu yang bertugas melayani orang-orang yang sibuk mengambil paketnya. Saya sabar menunggu, karna saya yakin "PAsti ada jalan"

Saya ambil HP saya, dan menelpon suami saya"Pa, maaf ya, saya agak lama disini, saya harus selesaikan hari ini juga, Damar gimana". Dan suami sayapun menjawab demikian" Ya sudah ma, gak pa-pa... Damar juga baru tidur,," Saya pun sedikit lega.. Setelah saya membaca kondisi, bahwa petugas sudah mulai "santai" dalam arti tidak melayani orang yang datang, sayapun mulai bertanya" Bu, kira-kira paket bisa nyampe besok pagi, karna isi paketnya mau dipake lebaran"

Dari raut mukanya, saya sudah bisa menangkap, bahwa artinya adalah"tidak mungkin". Makin pasti, ketika beliau berkata hari ini dan besok tidak ada pengiriman sama sekali. Runtuhlah semangat yang saya punya. Tapi tiba-tiba beliau menawarkan No telpon yang bisa saya hubungi ke Jayapura, karna paket saya sudah ada disana.

Saya hubungi Nomor tersebut, dan ternyata "kebetulan" orangnya lagi libur, gak masuk kantor, jadi dia memberikan nomor telpon lain yang mungkin masih berada di kantor. Sedikit lega, tapi deg-degan lagi.. Saya pencet-pencet lagi nomor tersebut d HP saya, kelihatannya sih, bapak tersebut masih di kantor, kedengaran dari suasana yg menjadi background percakapan kami. Tapi sepertinya, bapak tersebut tidak mau ambil pusing, dapat kubaca dari lontaran kata-kata" Kami tidak bisa mengirikan paket, kalau dibawah 10Kg, selanjutnya, Tidak ada juga yang antar ke bandara karna semua pada libur, dan.. bla..bla..bla.. MUngkin cuma basa-basi saja dia menanyakan no.resi paketku.

Kembali lagi saya lemas, duduk di kursi yang sama, hanya berdua, dengan petugas, yang terakhir saya tau namanya "Bu Ester". Beliau sangat baik dan sabar mendengarkan saya.. Kami menebak-nebak siapa tau masih ada cari lain, suda berpuluh-puluh cara yang akan kami lakukan, tapi sepertinya hasilnya selalu NIHIL.

Sudah tak peduli, dengan perut yang keroncongan, saya hanya sedang mempertaruhkan rasa tanggung jawab dan kepercayaan itu. Kami diam sejenak, saya tidak mikir apa-apa, jelas sekali, pikiranku buntu. YAng saya pikirkan, gimana pakaian tersebut bisa dipakai lebaran sama yang pesan.

Ternyata "kebetulan" itu kebanyakan membawa kejutan yang membawa sedikit kelegaan. Bu Ester tiba-tiba  memecah keheningan dengan setengah berteriak, "Coba bu, hubungi nomor ini, sepertinya kemarin telpon di Jayapura untuk memastikan paket yang sudah sampai di Biak. Dengan pasrah, dan percaya, saya memencet angka-angka tersebut. setelah bercerita panjang lebar, dan pada intinya meminta tolong, bagaimana caranya paket tersebut tiba di Biak besok.

Sepertinya, jawabannya sama dengan orang-orang sebelumnya, sempat kita diam beberapa saat..
sayapun spontan bertanya, apa tidak ada kebijakan lain bu? atau mungkin solusi lain? Sambil sama-sama berpikir, akhirnya keluarlah kata-kata yang mulai melegakan pikiran saya. "begini bu, "kebetulan" ada paket ke Biak. Tapi paket tersebut, mau diambil oleh temennya yang disini, dan dikirim melalui Garuda besok pagi. Coba ibu hubungi ibu tersebut, siapa tau mau paketnya ibu, diambil juga sama temennya dan dikirim besok pagi, ini nomornya...."

Entah mukjizat dari mana, yang tiba-tiba memberikan jawaban atas masalah ini, dan sampai jam itu, saya belum berani menjawab sms maupun BBM, saya takut mereka kecewa, harus saya pastikan dulu.. Ya.. ampun, saya baru ingat, ternyata tadi petugas tersebut menyebut Su*i air, ibu yang punya paket. Fan anda tahu "Abah" bekerja di tempat yang sama.. "kebetulan siang itu, "abah datang ke rumah, saya sudah memasakkna bubur sum-sum, biasa untuk buka puasa, tapi ternyata mereka batal puasa, karna dari pagi bermasalah dengan makanan sahur mereka..

Karna"kebetulan" Abah" dan ibu tersebut bekerja di atap yang sama, sayapun meminta abah menghubungi nomor tersebut, supaya lebih cepat, karna pihak dr Jayapura membutuhakan kepastian secepat mungkin.. Dan setelah ditunggu hampir 15 menit, abah belum memberikan jawaban.. Sayapun memberanikan diri untuk menghubungi nomor tadi. "Selamat siang bu, maaf apa betul ini dengan ibu Susi". Dijawab, "Selamat siang bu, maaf ini dengan suaminya ibu Susi, ada yang bisa dibantu? Sayapun langsung mengutarakan maksud dan tujuan saya " Maaf pak, saya suadaranya pak Ade arief.... belum selesai bicara, Bapak tersebut langsung memotong pembicaraan saya, dan berkata, "Oh iya bu, barusan pak Arif sudah telpon, Iya.. bisa bu.. nanti temen saya ambilkan, dikirim saja no.resinya..

Entah mimpi apa saya semalam, sampai beban yang rasanya berat tiba2 seperti terbang dihembus angin.. Batin saya sangat bahagia, akhirnya saya masih bisa memegang "kepercayaan"itu...
Dan begitulah tragedi "kebetulan" yang telah direncanakan-Nya bagiku..
Praise the Lord...