Rabu, 10 Oktober 2012

Seperti Ayah dan Bunda.. Ayahbunda juga turut mendampingi tumbuh kembangmu Nak..


Bila ingat masa-masa saat melahirkan, menjadi pelajaran yang sangat berharga buat saya, dan buat suami saya juga tentunya. Bagaimana tidak, saya dan suami saya bahkan tidak tau ketika air ketuban saya sudah pecah, lucunya lagi saat itu saya malah berkata demikian pada suami saya “pah, kok saya  (maaf) buang air kecil sendiri nih, tuh kan, airnya keluar keluar terus.. “ Suami saya yang juga tidak tau apa-apapun hanya ikut bingung dan bengong mau ngapain. Anda tau, kejadian itu berlangsung jam 03.30 subuh.

Mungkin bisa saja, hal-hal yang tidak kami inginkan bisa terjadi saat itu, Yang saya “warning” pas mau melahirkan itu ialah, kalau sudah ada bercak darah, berarti sudah muai ada tanda-tanda mau melahirkan, dan ternyata saya tidak mengalami hal tersebut, dan ketuban sudah pecah duluan..  tapi karna suami saya langsung cepat-cepat membawa saya ke Rumah Sakit Umum Daerah, maka sayapun bisa melahirkan dengan normal.
Jam pertama, Damar bertemu dunia baru..
Pertama kali dapat menciumnya secara nyata..

Banyak kejadian dan hal-hal yang kami alami pada saat itu, yang tak bisa saya uraikan satu per satu.

Ada pelajaran berharga yang kudapat saat itu, betapa “sembrono”nya saya dan suami saya saat itu. Memang, tempat tinggal kami saat itu, sangat jauh dari yang namanya toko buku, internet, atau semacamnya. Walaupun saya akui, suami saya berusaha ke warnet untuk mencari informasi ini dan itu. Tapi itu suami saya lho, bukan saya.

Mungkin anda masih bersyukur, bisa melahirkan dengan didampingi oleh orang terdekat, saudara-saudara dan terutama orangtua. Sayangnya, ketika saya melahirkan saya dan suami sayalah yang berusaha untuk mengasuh anak kami. Kami jauh dari orangtua. Selalu teringat jelas, ketika suami saya mulai mengikat tali-tali gurita saya dengan telaten.

Setelah anak kami Damar lahir, dan berumur 5 bulan, kamipun pindah rumah dan tinggal di rumah yang juga tempat usaha  dimana kami bekerja untuk memberikan segala hal yang terbaik buat anak kami. Bisa dibilang saya sangat-sangat berbahagia, bagaimana tidak ?? saya yang lama tinggal di kampung dan gagap tekhnologi tiba-tiba diperhadapkan dengan internet setiap hari. Baru merasa, ternyata jendela dunia yang saya tau saat itu sangatlah sempit. Sangat berterima kasih kepada suamiku, yang dengan sabar membimbing saya dan mulai mengenalkan saya akan jejaring sosial, mulai dari Facebook, Twitter dan pada akhirnya bisa menulis di blog. Itu sangat-sangat tidak mudah bukan?

Anak saya sudah mulai tumbuh dan berkembang, dan saya tidak boleh “tidak mau tau”, saya harus banyak tau dan berusaha untuk selalu memberikan yang terbaik untuknya. Itu sudah prinsip saya. Sayapun tidak akan menyesal telah berhenti kerja untuk bisa “full” mendampingi kesehariannya dan memilih kerja sampingan di rumah yang juga bisa membantu ekonomi keluarga.

Ketika saya mulai “googling” di internet, saya sangat sering sekali pesan buku-buku lewat on-line, maklumlah kami tinggal di Biak-Papua, dan disini belum ada yang namanya Gramedia atau toko buku yang mungkin bisa memenuhi kebutuhan “pengetahuan” saya akan tumbuh kembang anak.

Berawal dari “facebook”, sebelumnya terima kasih ya Facebook (Senyum), teman saya yang sama-sama masih ibu-ibu muda, yang baru merasakan mempunyai seorang “malaikat kecil”, diapun mulai berbagi info tentang situs-situs yang sangat membantu kita dalam tumbuh kembang anak. Ada banyak website-website yang dia anjurkan, tapi entah kenapa dari semuanya itu saya lebih tertarik dengan Ayahbunda.
Sayapun mulai membekali diri saya dengan banyak ilmu dan tips-tips yang diberikan oleh saya bunda.

Boleh saya share sedikit yah... Anak kami Damar adalah anak ASI, saya dan suami sangat “keras” terhadap itu, bahkan sampai sekarang Damar sudah menginjak usia 1 tahun 11 bulan, Damar masih minum ASI dan tidak minum susu formula sama sekali.
Nah, disaat Damar sudah lewat masa ASI Eksklusif, dan Damar sudah harus makan MP-ASI, disitulah saya mulai kebingungan.
Damar anak ASI :)

Selasa, 02 Oktober 2012

Agustus

Dari kemarin sudah bikin draft postingan ini sih.. tapi kok, belum sempat-sempat, sibuk teramat sibuk sih, hehe... Tapi gak pa2 kan ya... Buat di baca kembali, coz momentnya, moment penting semua dan gak bisa terlewatkan, apalagi untuk diposting.. #berasa ditunggu banyak orang#.
Well.. Bulan Agustus adalah bulanku.. ehm, maksudnya bulan kelahiranku, bulan kemerdekaan NKRI, dan juga bulan dimana Gereja Santa Maria Biak merayakan hari Ulang Tahun, dan sebelumnya juga WKRI ulang tahun juga.. 
Jadi saya posting satu-satu aja ya...
Wah..wah..wah.. acara terus nih.. So pasti, setiap ada kegiatan, saya selalu ikut berpartisipasi, rugi banget kan kalau gak ikut, secara sudah resmi jadi anggota gereja Katholik. Nah, pas ulang tahun WKRI, saya ikut dalam kegiatan "lomba baca kitab Suci"
Suami dan anak saya turut mengantar saya dalam mengikuti perlombaan ini. saya ingin suami saya juga jadi juri pribadi saya, (siapa tahu jurinya salah pilih, kan bisa complain) weeeks.
Setelah ambil nomor undian, saya, suami dan anak saya Damarpun harap-harap cemas, disamping nunggu giliran saya, dan juga deg-degan karna ini lomba pertamaku, lebih galau lagi ketika tahu bahwa yang ikut lomba adalah orang-orang yang sudah sering menjadi pembaca firman atau lektor di gereja, paling tidak berdiri di depan orang dengan tidak gugup, sudah menjadi nilai plus buat mereka. 
Dan ketika tiba giliran saya, entah kenapa pas berdiri di depan saya tidak demam panggung sedikitpun dan dengan santainya membaca kitab suci dengan baik. Ketika sudah selesai baca dan kembali ke tempat duduk, komentator pribadiku (suami)pun berkata, "sudah bagus, cuma tadi terlalu dekat sama mic" hum.. yah.. gak pa2 lah, yang penting ikut berpartisipasi (hibur diri sendiri) satu per satu maju, sampai akhirnya tidak terasa perlombaanpun sudah berakhir, kitapun menunggu hasil akhir, para Juri yaitu Pastor, 2 suster, dan 1 Guru Bahasa Indonesia pun sibuk menghitung angka-angka penilaian mereka.
Dan tibalah saat pengumuman para pemenang..*drumrool
Dari juara harapan tiga, harapan dua, harapan satu, juara tiga, waduh kok gak ada tanda-tanda, sepertinya memang diriku tidak menang, sampai saya sudah mengajak suami saya untuk bersiap-siap pulang karena sudah kesorean, Damar belum mandi. Dari Gedung gereja masih kedengaran diumumkan, Juara kedua adalah Ibu Fun, oopss. tunggu... MC nya pun kembali lagi ke meja juri utnuk memastikan sesuatu, saya sih sudah gak ada harapan, karna gak mungkin banget kalau juara 1 (ngaku sama kemampuan sendiri), BAik ibu-ibu, lanjut MC nya, menurut Juri ada 2 orang juara 2 karna nilainya sama, yaitu Ibu Fun, dan satu lagi adalah ibu Ruth Sormin. woaaaaaa, saya teriak dari luar gedung, karna sudah bersiap-siap mau pulang, saya gak percaya sama sekali.. "sesuatu" saya langsung mencium tangan suami saya dan langsung maju ke depan.
Bangganya, secara saya kan belum berpengalaman sma sekali, saya masih sempat lirik teman satu kring yang sengaja ingin menyemangati saya.. Bukannya kePD-an, tapi memang saya sudah yakin pasti masuk 3 besar(besar kepala) hahaha.. Ini juga berkat kebaikan mbak Rina, yang menyempatkan diri di sela-sela kesibukannya untuk sebentar memberikan panduan kepada saya, dan ada satu buku panduan menjadi lektor, beliau adalah mantan juara 1 lomba kitab suci tahun lalu, mbak Rina bilang "Mama Damar baca buku ini aja, ikuti petunjuknya saja, nanti pasti menang, saya yakin kok". Sempat memberitahu cara membaca yang benar, separti Galatia, bacanya harus"Galatsia" ,Pontius dibaca "ponsius" dan banyak hal lainnya.. Saya kira, ini hanya sebatas membaca ayat-ayat dalam Kitab Suci, ternyata tak semudah itu sayang.... Benar-benar pengalaman yang excited...  Makasih ya papa dan Damar, nemanin mama seharian akhirnya terbayarlah sudah..