Rabu, 09 November 2011

My Lovely...

Entah kenapa, rasanya hari ini pikiranku begitu buntu, jenuh, dan stress... Terlalu banyak masalah yang kuhadapi, di sekolah, kampus, dan banyak hal lagi. Hari ini, sebenarnya saya harus mengikuti ujian BAB II Kajian Pustaka, tapi apa hendak dikata, saya gak bisa pergi sore tadi..

Dengan badan lemas, saya menghempaskan tubuhku di kasur, dan air mataku pun jatuh dengan sendirinya.. Entah kenapa? Seolah-olah saya sudah tidak bisa menahan sesak di dada..Dan, ketika saya masih"asyik" dengan tangisku, tiba-tiba suamiku meghampiriku dan bertanya"kok nangis ma? ada apa? ada masalah apa? siapa yang bikin nangis?"(tidak biasanya papa begitu, karna papa paling gak suka liat saya nangis, yang ada ntar malah dapat marah) 

Saya tidak menjawab, saya hanya bisa menangis..sampai-sampai suami sayapun jadi bingung..Dengan suara yang masih setengah menangis, sayapun mulai bicara,"saya bingung pa, saya stress, gak tau mau bilang apalagi" Dan sepertinya, suamiku tercinta s mengerti keadaan hatiku, karena tidak pernah saya sesedih itu.. Dia mulai membelai tubuhku dengan lembut dan mulai bertanya apa masalahku, dengan nada yang bersahabat papa memberiku masukan dan motivasi..tapi, saya tetap gak terpengaruh, saya tetap sedih dan sedih.. 


Papa juga bilang, kalau kita menangis, maka masalah gak akan selesai, harus berfikir realistis dan semuanya itu harus dijalani satu persatu, kalau kita tidak berusaha untuk menjalani dan berusaha untuk menyelesaikannya, maka semuanya akan tetap begitu.. hm, walaupun hatiku masih sedih, dan pikiranku masih buntu, dalam hati, saya sangat nyaman, nyaman ketika papa mulai memelukku , sesekali menciumku dan memberikan semangat buatku, yang seketika membuatku begitu damai, segala masalahku serasa hilang begitu saja.Apalagi, ketika perasaanku sudah 'enakan' dan kebetulan Damar juga sudah bangun, papa mmengajak kita untuk makan di luar (mungkin, biar saya gak suntuk di rumah juga :)).. 

Sejenak, saya berfikir.. betapa indahnya keluarga yang saya miliki Ya Tuhan..walaupun saya sadari, tak sering saya marah sama papa, karena tidak mau peduli denganku, tidak mau membantuku, papa cuma bilang"kerjakan aja sendiri, biar tahu, atau biar pintar" hehehe...Saya tahu, papa berbuat begitu demi kebaikanku, supaya saya bisa jadi pribadi yang mandiri dan lebih baik lagi..Memang, dia orangnya keras dan punya prinsip yang sekali bilang'a' ya..tetap'a'.

Walaupun keras, tapi hatinya lembut..sangat lembut, itu yang kuingat ketika pertama berkenalan dengannya..Sederhana, dan apa adanya. memang perbedaan diantara kami sangatlah banyak, yang kadang membutuhkan proses yang menurutku sulit untuk kuterima. Kehidupanku dan kehidupannya ibarat hitam dan putih...jauh berbeda dan memang sangat berbeda. Tapi, ternyata Tuhan sudah merencanakan semuanya itu terjadi, ada kelembutan untuk meleburkan hatinya yang keras, dan ada ketegasan untuk menguatkan hatiku yang rapuh.

Saya masih terus teringat kejadian tadi sore, memang hanya itu, hanya itu yang saya butuhkan saat itu, pengertianya dan motivasinya yang mampu membuatku tertawa kembali.. Terima kasih ya suamiku, papa benar-benar suami yang paling saya syukuri dalam hidupku, gak salah kalau pada acara nikah kita dulu, Bapak saya bilang" Nak Dedi, ketika kalian telfon dari Biak, dan berencana ingin menikah, dengar suaramu saja, Bapak sudah yakin, bahwa kamu adalah yang terbaik buat anak saya" sambil menangis Bapak berkata demikian waktu itu, sampai-sampai saya juga ikut menangis...

Saya tahu, sebesar apa beban pikiranku, pasti lebih banyak beban pikiranmu, tapi engkau gak pernah mengeluh suamiku..tidak pernah berkata ini dan itu..tidak pernah bilang capek, dan jenuh... Papa selalu berusaha memberikan yang terbaik buat saya dan anak kita Damar. Mulai sekarang, saya akan berusaha menjadi yang lebih baik, apa yang papa bilang hari ini, akan selalu terekam di memoryku dan akan jadi pedoman hidupku. Thanks my husband for all... I Love u..
Lord Given His grece for us, for our family....Amin..

0 komentar:

Posting Komentar