Kamis, 29 September 2011

say No, untuk kekerasan Dalam Rumah tangga

Awalnya, saya pengen cepat-cepat tidur, setelah seharian capek dengan aktivitas yang padat. Tapi, apa yang membuatku jadi begitu semangat untuk membuka blog yang sudah hampir satu bulan tak terjamah ini, karena begitu sibuknya rutinitas, sebagai seorang guru, sebagai seorang anak kuliahan, sebagai seorang istri, dan terlebih-lebih sebagai ibu rumah tangga.. Tidak terbayang bukan, bagaimana sibuknya aktivitas ku..Istirahat, hanya hitungan empat jam, bahkan tidak nyampe..
Kembali ke awal..ketika saya lagi asyik-asyiknya nyetrika pakaian, kebetulan Damar agak cepat tidur malam ini..saya dikagetkan dengan teriakan oma (panggilan saya, sama tetangga saya).. yang begitu histeris, di ikuti dengan bentakan dari opa(Suaminya).. yang membuatku tidak konsentrasi lagi..
Entah apa yang jadi masalah, atau pokok permasalahan nya, saya tidak tahu.. yang saya dengar hanyalah tangisan, suara pukulan, dan beberapa kali suara seperti menghempaskan badan nya ke tembok.. spontan saya ingin menangis.. dan minta tolong kepada suami saya supaya melerai pertengkaran tersebut..tapi suami saya bilang, itu urusan rumah tangga,dan kita tidak boleh ikut campur, yang ada ntar kita ikut kena juga..
Saya hanya bisa duduk, sambil melanjutkan pekerjaanku, dengan hati dan pikiran yang tidak tenang tentunya..
"Emangnya saya binatang, kamu pukul terus tiap hari", " pulangkan saya, daripada tiap hari kamu selalu buat saya sakit hati, saya sudah tidak tahan lagi" dan pak..puk..pak.. terdengar suara lemparan barang-barang...
aaaaakkkkkkkh.. seketika emosiku memuncak, karna saya tidak terima seorang istri diperlakukan begitu.. Apa yang ada di pikiran mereka? Bukankah dengan perempuan itu juga mereka bercinta setiap malam? kenapa harus di pukul? Kenapa tidak ada perasaan? Semua pertanyaan itu berkecamuk dalam pikiran ku.. Sesekali, saya juga ikut emosi dan tanpa sadar berkata" keterlaluan banget sih tuh orang, emangnya mereka pikir binatang? , sedangkan maaf kata, anjing saja, mereka bisa elus-elus, masakan seorang wanita yang sudah memberikan dia seorang anak, menyediakan masakan tiap hari, mencuci dan menyetrika pakaian kerjanya tiap hari, tega berbuat seperti itu?" entah suamiku dengar atau tidak,aku tidak tau, karena saya langsung spontan berkata seperti itu..
Jujur yah.. dalam keluargaku, baik orangtuaku, maupun keluargaku sekarang.. tidak pernah ada yang namanya "main tangan".. sekalipun, saya tidak pernah melihat tangan ayah saya melayang ke pipi ibu saya, atau mungkin sebaliknya, dan begitu juga dalam keluargaku sekarang, dengan suamiku...walaupun emosi sudah memuncak, aku paling memilih menangis, dan suamiku memilih menyendiri atau mungkin pergi menjernihkan pikiran.. Itupun, mungkin sudah hal-hal yang tidak bisa di toleransi..


Tapi itupun dulu.. ketika awal pernikahan, ketika saya hamil, dimana saya dengan sensitif tingkat tinggi dan cepat emosi, dan kalau saya ingat hal itu sekarang, saya hanya bisa tertawa, dan berkata.. betapa bodohnya saya saat itu...
Tapi, biar bagaimana pun juga, saya tetap bersyukur, hal-hal itu bisa terjadi dalam kehidupan saya.. bukannya saya meminta, tapi itu semua cukup andil dalam mendewasakan saya...
Beberapa hari yang lalu juga, mbak yang jualan mie pangsit di depan warnet cerita. Awalnya, saya cuma nanya, kenapa gak jualan satu minggu ini, dan akhirnya dia pun cerita semuanya kepada saya.. saya kasihan, pasti sekarang dia lagi bingung, beban seberat itu, dia mau ceritakan sama siapa? makanya saya beranikan diri, dan bilang."mbak cerita aja, klu da cerita, pasti beban kita berkurang, paling gak beban pikiran". dan dia pun mulai cerita dari awal sampai akhir, yang intinya sama "kekerasan dalam rumah tangga". Mulai dari dipukul dijambak, dan segala macem, sampai dia nunjukin rambutnya yang habis karena ulah suaminya..apakah mungkin ini suatu penyakit? entahlah, dalam hati, saya merasa sangat beruntung, diberikan Tuhan pendamping hidup, yah biarpun sifatnya keras, tapi saya akui, karakter kerasnya itu juga yang membuat saya bisa seperti ini...Membuat saya lebih berfikir realistis dan lebih dewasa dalam melihat sebuah persoalan.. Makanya, saya memilih, berfikir 2 kali, utnuk berbicara, daripada menjadi sebuah masalah..
Tapi, kalau bisa, aku pengen kasih solusi nih, mudah-mudahan bisa membantu..
Yang pertama, walaupun kita sudah lama menjalani rumah tangga dengan suami atau istri kita, tapi kita belum mengenal dia, bukan secara fisik, tapi hatinya, karakternya, hal-hal apa yang membuatnya senang dan hal-hal apa yang bisa membuatnya marah...karena ini sangat penting, dalam menjalani bahtera rumah tangga...
Dan yang kedua, kunci utama adalah kita sebagai istri.. harus bisa jadi istri yang bijaksana, pintar-pintar lihat keadan, apakah suami kita dalam keadaan capek, atau banyak masalah.. memang tidak mudah untuk itu, tapi apa salahnya kita belajar..
Yang ketiga, mengalah lah untuk menang.. kita tahu emosi laki-laki lebih labil dari wanita.. kadang mereka tidak ingin dianggap tidak baik, dan banyak hal lagi.. kalau mereka masih ngotot ngajak bereantem, lebih baik anda diam.. dengar semua perkataan nya.. Pasti anda tidak percaya, dan menganggap saya mengada-ada.. Kalau suami saya marah, saya diam, saya mencoba menenangkan diri.. dan setelah itu, saya pergi ke dapur masak mie goreng yang enak dan tak lupa saya buatkan kopi kesukaan nya.. lalu saya letakkan di depan nya.. reaksinya apa? marah? buang makanan? tidak!! Suami kita juga manusia, dan punya hati.. dan kira -kira apa yang saya dapatkan.. saya mendapatkan sebuah ciuman manis di pipi.. Sungguh indah bukan? dan setelah itu, giliran saya ngeluarin uneg-uneg ke dia..ayang buat saya jengkel apa, dan sebagainya.. karena dia sudah tenang, dia hanya bilang;iya..iya.. makanya jangan gitu lagi.. Kalau bisa dibicarakan dengan baik-baik... kenapa harus ada kekerasan..
Dan, luangkanlah waktu anda dan suami anda untuk menenangkan diri, membawanya ke pantai, atau ke pusat perbelanjaan, sehingga dia tidak jenuh dengan rutinitasnya masing, masing. karena itu sangat penting, disamping menenangkan diri, itu juga dapat mendekatkan anda dan suami...dan betapa anda menyadari bahwa keluarga anda sangat lah indah..
Dan yang terakhir, berdoa bersama.. itu akan menjadi penyejuk dalam keluarga anda.. seperti saya, mungkin kami akan bergantian memimpin doa.. dan itu sangatlah penting, di samping mengajari anak kita, supaya lebih dekat kepada-Nya.. walaupun dia tidak mengerti, tapi apa yang dia lihat, pasti akan terekam di memori  nya..
yah, itu tadi... mungkin kita punya masalah yang berbeda-beda dan punya karakter suami yang berbeda, tapi itu semua kembali kepada kita sebagai istri, karena kita lah yang tahu baik buruknya dia..
Jadilah istri yang bijak.. dan seperti yang saya ungkapkan di akun FB saya hari ini."Berselisih pendapat, tanpa sakit hati.. why not?" 
"Seorang terpelajar harus juga berlaku adil sudah sejak dalam pikiran, apalagi dalam perbuatan"
- Pramoedya Ananta Toer -
So.. say no.. to KDRT...

0 komentar:

Posting Komentar